BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa anak-anak dimulai setelah
melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia 2 tahun
sampai saat anak matang secara seksual, yakni kira-kira usia 13 tahun untuk
wanita dan 14 tahun untuk pria. Selama periode ini, sekitar 11 tahun untuk
wanita dan 12 tahun untuk pria, terjadi sejumlah perubahan yang sangat
signifikan, baik secara fisik maupun secar psikologis.
Masa anak-anak dibagi menjadi
dua periode, yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir. Masa anak-anak
awal berlangsung pada usia 2 tahun hingga 6 tahun. Dan masa anak-anak akhir
berlangsung sejak usia 6 tahun hingga usia anak matang secara seksual. Pada
makalah ini penulis terkhusus akan membahas mengenai PERKEMBANGAN MASA
ANAK-ANAK AWAL. Pada masa ini juga disebut sebagai masa prasekolah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah
ini, yaitu :
1.
Bagaimana perkembangan fisik anak pada masa ini?
2.
Bagaimana perkembangan kognitif anak pada masa ini?
3.
Bagaimana perkembangan psikososial anak pada masa ini?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat penulisan
makalah ini selain sebagai tugas kelompok mata kuliah Psikologi Perkembangan I,
juga agar pembaca mengetahui bagaimana perkembangan fisik, perkembangan
kognitif, dan perkembangan psikososial anak-anak pada masa perkembangan awal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fisik
Selama masa anak-anak awal,
pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan
selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai
munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang anak matang
secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Meskipun selama
masa anak-anak pertumbuhan fisik mengalami perlambatan, namun
keterampilan-keterampilan motorik halus justru berkembang pesat. Pada makalah
ini, perkembangan fisik terbagi atas tiga bagian, yaitu perkembangan tinggi dan
berat badan, perkembangan otak, dan perkembangan motorik.
·
Perkembangan Tinggi dan Berat Badan
Selama masa anak-anak awal,
tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga
3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan
beratnya 21,5 kg. Ketika anak usia prasekolah bertumbuh makin besar, persentase
pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Selama masa ini,
baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin langsing, sementara batang tubuh
mereka semakin panjang.
·
Perkembangan Otak
Di antara perkembangan fisik
yang sangat penting selama masa anak-anak awal ialah perkembangan otak dan
sistem saraf yang berkelanjutan. Meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal
anak-anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi
mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan
pada usia 5 tahun, ukurannya telah mencapai 90% otak orang dewasa.
Pertumbuhan otak selama awal
masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang
berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Ujung-ujung urat saraf ini
terus bertumbuh setidak-tidaknya hingga masa remaja. Beberapa pertambahan
ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, yaitu suatu proses di mana sel-sel urat saraf ditutup
dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak terhadap
peningkatan kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat saraf.
Beberapa ahli psikologi perkembangan percaya bahwa myelination adalah penting dalam pematangan sejumlah kemampuan
anak-anak.
·
Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik pada masa
anak-anak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun
halus. Sekitar usia 3 tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik, dan sekitar
usia 4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Usia 5 tahun
anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara,
seperti maju dan mundur, jalan cepat dan pelan-pelan, melompat dan berjingkrak,
berlari ke sana ke mari, memanjat, dan sebagainya yang semuanya itu dilakukan
dengan lebih halus dan bervariasi. Anak usia 5 tahun juga dapat melakukan
hal-hal tertentu secara akurat, seperti menyeimbangkan badan di atas satu kaki,
menangkap bola dengan baik, melukis, menggunting, melipat kertas, dan
sebagainya. Secara singkat mengenai perkembangan motorik pada masa anak-anak
awal dapat digambarkan dalam tabel 1.1 berikut.
TABEL 1.1
Perkembangan Motorik Masa
Anak-Anak Awal
Usia/Tahun
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
2.5 – 3,5
3,5 – 4,5
4,5 – 5,5
|
Berjalan dengan baik; berlari lurus ke depan; melompat
Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa; berlari 1/3
kecepatan orang deewasa; melempar dan menangkap bola besar; lengan masih kaku
Menyeimbangkan badan di atas satu kaki; berlari jauh
tanpa jatuh; dapat berenang dalam air yang dangkal
|
Meniru sebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat
makan menggunakan sendok; menyusun beberapa kotak
Mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat
gambar sederhana
Menggunting; menggambar orang; meniru angka dan huruf
sederhana; mebuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak
|
B. Perkembangan Kognitif
Seiring dengan meningkatnya
kemampuan anak untuk mengaplorasi lingkungan, karena bertambah besarnya
koordinasi dan pengendalian motorik yang disertai dengan meningkatnya kemampuan
untuk bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain,
maka dunia kognitif anak akan berkembang pesat, makin kreatif, bebas, dan
imajinatif. Imajinasi anak-anak usia prasekolah terus bekerja, dan daya serap
mental tentang dunia makin meningkat. Peningkatan pengertian anak tentang
orang, benda dan situasi baru diasosiasikan dengan arti-arti yang telah
dipelajari selama masa bayi. Pada bagian ini, penulis akan menguraikan tentang
perkembangan kognitif menurut teori Piaget, perkembangan persepsi, perkembangan
memori, perkembangan atensi, perkembangan metakognitif, dan perkembangan
bahasa.
·
Perkembangan Kognitif Menurut Teori Piaget
Sesuai dengan teori kognitif
Piaget, maka perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan tahap
praoperasional (praoperational stage),
yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, konsep stabil
dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat kemudian melemah,
serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis. Tetapi, sebagai “pra”
dalam istilah “praoperasional”, menunjukkan bahwa pada tahap ini Piaget
difokuskan pada keterbatasan pemikiran anak. Istilah “operasional” menunjukkan
pada aktivitas mental yang memungkinkan anak untuk memikirkan
peristiwa-peristiwa atau pengalaman-pengalaman yang diamatinya.
Pemikiran praoperasional tidak
lain adalah suatu masa tunggu yang singkat bagi pemikiran operasional,
sekalipun label “praoperasional” menekankan bahwa anak pada tahap ini belum
berpikir secara operasional.
Adapun makna operasi yaitu
sesuatu yang sangat terorganisir dan sesuai dengan aturan-aturan dan
prinsip-prinsip logika tertentu. Operasi tampak dalam bentuk pemikiran
operasional konkret dan dalam bentuk lain pemikiran operasional formal. Dalam
tahap praoperasional, pemikiran masih kacau dan tidak terorganisir dengan baik.
Pemikiran praoperasional adalah awal dari kemampuan untuk merekonstruksi pada
level pemikiran apa yang telah ditetapkan dalam tingkah laku. Secara garis
besar pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam dua subtahap, yaitu
subtahap prakonseptual dan subtahap pemikiran intuitif.
§
Subtahap Prakonseptual (2 – 4 tahun)
Subtahap konseptual disebut
juga dengan pemikiran simbiolik, karena karakteristik utama subtahap ini
ditandai dengan munculnya sistem simbol, seperti bahasa. Subtahap ini terjadi
pada usia sekitar 2 sampai 4 tahun. Pada subtahap ini, anak-anak mengembangkan
kemampuannya untuk menggambarkan atau membayangkan secara mental suatu objek
yang tidak ada (tidak terlihat) dengan seesuatu yang lain.
Dengan demikian, dalam subtahap
ini, kemunculan fungsi simbiolis ditunjukkan dengan perkembangan bahasa yang
cepat, permainan imajinatif, dan peningkatan dalam peniruan.
§
Subtahap Intuitif (4 – 7 tahun)
Pada subtahap ini, sekalipun
simbol-simbol anak meningkat kompleks, tetapi proses penalaran dan pemikirannya
masih mempunyai ciri-ciri keterbatasan tertentu.sebagian dari keterbatasan ini
direfleksikan dalam ketidakmampuan anak praoperasional untuk mengelompokkan
berbagai hal berdasarkan dimensi tertentu.
Karakteristik lain dari
pemikiran praoperasional adalah pemusatan perhatian pada satu dimensi dan
mengesampingkan semua dimensi yang lain. Karakteristik ini diistilahkan Piaget
dengan centration (pemusatan).
Pemusatan terlihat jelas pada anak yang kekurangan konservasi, yaitu kemampuan
untuk memahami sifat-sifat atau aspek-aspek tertentu dari suatu objek atau
stimulus tetap tidak berubah ketika aspek-aspek lain mengalami perubahan.
·
Perkembangan Persepsi
Meskipun persepsi telah
berkembang sejak awal kehidupan, namun hingga masa anak-anak awal atau
prasekolah, kemampuan atau kapasitas mereka untuk memproses informasi masih terbatas.
Kadang, anak-anak usia prasekolah dapat membuat penilaian perseptual sederhana
layaknya yang dapat dilakukan oleh orang dewasa. Tetapi penilaian yang
membutuhkan pemikiran yang lebih kompleks, anak prasekolah sering mengalami
banyak kesalahan dalam apa yang mereka lihat dan dengar.
Selama tahun-tahun prasekolah,
penglihatan yang menjadi sumber informasi penting mengalami peningkatan.
Seiring dengan meningkatnya ketajaman visual, persepsi visual anak-anak pun
meningkat. Peningkatan persepsi visual ini terlihat dalam dua bentuk; pertama,
diskriminasi visual; yaitu kemampuan untuk membedakan atau melihat perbedaan
terhadap apa yang mereka lihat. Kedua, integrasi visual; yaitu kemampuan untuk
mengkoordinasikan beberapa penglihatan dengan tindakan-tindakan fisik secara
tepat.
Meskipun demikian, anaka-anak
prasekolah masih mengalami keterbatasan dalam pelaksanaan tugas-tugas
perkembangan ini. Anak prasekolah sering mengalami kesukaran dalam menyatukan
tindakan dengan penglihatan mereka ketika berhadapan dengan stimulus yang
membingungkan.
·
Perkembangan Memori
Dibandingkan dengan bayi,
mengukur memori anak-anak jauh lebih mudah, karena anak-anak telah dapat
memberikan reaksi secara verbal. Meskipun demikian, tugas anak-anak masih
sangat sederhana karena mungkin anak mengalami kesulitan dalam memahami
perintah dari tugas tersebut. Komponen penting dari memori anak usia prasekolah
ialah yang pertama, memori jangka pendek; yaitu kemampuan individu menyimpan
informasi selama 15 hingga 30 detik, dengan asumsi tidak ada latihan atau
pengulangan. Memori jangka pendek ini sering diukur dalam rentang memori, yaitu
jumlah item yang dapat diulang kebali dengan tepat setelah satu penyajian
tunggal. Kedua, memori jangka panjang; yaitu kemampuan memori rekognisi, suatu kesadaran
bahwa suatu objek, seseorang atau sesuatu peristiwa itu sudah dikenalnya, atau pernah
dipelajarinya di masa lalu, tetapi kurang mampu dalam memori recall, proses menimbulkan kembali dalam
ingatan sesuatu yang telah dipelajari.
·
Perkembangan Atensi
Atensi atau perhatian merupakan
sebuah konsep multidimensional yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan
ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam sistem kognitif. Atensi juga berarti
konsentrasi terhadap aktivitas mental. Atensi pada anak telah berkembang sejak
bayi yang berkaitan dengan perkembangan kognitif selama tahun prasekolah.
·
Perkembangan Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan
dan kesadaran tentang proses kognisi atau kesadaran tentang pemikiran.
Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu karena kita
menggunakan proses kognitif kita untuk merenungkan proses kognitif kita
sendiri.
Metakognitif ini memiliki arti
yang sangat penting, karena pengetahuan kita tentang proses kognitif kita
sendiri dapat memandu kita dalam menata suasana dan menyeleksi strategi untuk
meningkatkan kemampuan kognitif kita di masa akan datang.
·
Perkembangan Bahasa
Pada mulanya bahasa anak-anak
bersifat egosentris, yaitu bentuk bahasa yang lebih menonjolkan dir sendiri,
berkisar pada minat, keluarga, dan iliknya sendiri. Menjelang akhir masa
anak-anak awal, percakapan anak-anak berangsur-angsur berkembang menjadi bahasa
sosial. Bahasa sosial dipergunakan untuk berhubungan, bertukar pikiran dan
mempengaruhi orang lain. Bentuk bahasa yang dipergunakan sering berupa
pengaduan atau keluhan, komentar buruk, kritikan, dan pernyataan. Ketika bahasa
anak berubah dari bahasa yang bersifat egosentris ke bahasa sosial, maka
terjadi penyatuan antara bahasa dan pemikiran. Penyatuan antara bahasa ini
sangat penting bagi pembentukan struktur mental atau kognitif anak.
C. Perkembangan Psikososial
Di samping perkembangan fisik
dan kognitif sebagaimana telah dibicarakan di atas, masa awal anak-anak juga
ditandai dengan perkembangan psikososial yang cukup pesat. Dalam uraian makalah
ini akan dibahas beberapa aspek penting perkembangan psikososial yang terjadi
pada masa anak-anak awal, di antaranya permainan, hubungan dengan orang lain,
dan perkembangan emosi.
·
Perkembangan Permainan
Permainan adalah salah satu
bentuk aktivitas sosial yang dominan pada masa awal anak-anak. Sebab, anak-anak
menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah bermain dengan teman-temannyan
dibanding terlibat dalam aktivitas lain. Karena itu, kebanyakna hubungan dengan
teman sebaya terjadi dalam bentuk permainan. Permainan bagi anak-anak adalah
suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk
aktivitas itu sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan
dari aktivitas tersebut. Hal ini dikarenakan bagi anak-anak proses melakukan
sesuatu lebih menarik daripada hasil yang akan didapatkannya.
Permainan mempunyai arti yang
sangat penting bagi perkembangan kehidupan anak-anak. Menurut Hetherington dan
Parke, fungsi permainan itu ada tiga, yaitu :
§
Fungsi Kognitif Permainan membantu perkembangan kognitif anak. Melalui
permainan, anak-anak menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek-objek di
sekitarnya, dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Piaget percaya
bahwa struktur kognitif anak perlu dilatih, dan permainan merupakan
perlengkapan yang sempurna bagi latihan ini.
§
Fungsi Sosial Permainan dapat meningkatkan perkembangan sosial anak.
Khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran, anak belajar
memahami orang lain dan peran-peran yang akan ia mainkan di kemudian hari
setelah tumbuh menjadi orang dewasa.
§
Fungsi Emosi Permainan memungkinkan anak untuk memecahkan sebagian dari
masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin.
Permainan memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan
membebaskan perasaan-perasaan terpendam. Karena tekanan-tekanan batin
terlepaskan di dalam permainan, anak dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan
Studi klasis terhadap aktivitas
permainan anak-anak prasekolah dilakukan oleh Mildred Parten. Parten menemukan
6 kategori permainan anak-anak, yaitu :
§
Permainan Unoccupied. Anak
memperhatikan dan melihat segala sesuatu yang menarik perhatiannya dan
melakukan gerakan-gerakan bebas dalam bentuk tingkah laku yang tidak
terkontrol.
§
Permainan Solitary. Anak dalam
sebuah kelompok asyik bermain sendiri-sendiri dengan bermacam-macam alat
permainan, sehingga tidakk terjadi kontak antara satu sama lain dan tidak
peduli terhadap apa pun yang sedang terjadi.
§
Permainan Onlooker. Anak melihat
dan memperhatikan anak-anak lain bermain. Anak ikut berbicara dengan anak-anak
yang lain itu dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak ikut terlibat
dalam aktivitas permainan tersebut.
§
Permaian Parallel. Anak-anak
bermain dengan alat-alat permainan yang sama, tetapi tidak terjadi kontak
antara satu dengan yang lain atau tukar menukar permainan.
§
Permainan Assosiative. Anak
bermain bersama-sama saling pinjam alat permainan, tetapi permainan itu tidak
mengarah pada satu tujuan, tidak ada pembagian peranan dan pembagian alat-alat
permainan.
§
Permainan Cooperative. Anak-anak
bermain dalam kelompok yang terorganisir, dengan kegiatan-kegiatan konstruktif
dan membuat sesuatu yang nyata, di mana setiap anak mempunyai peranan
sendiri-sendiri. Kelompok ini dipimpin dan diarahkan oleh satu atau dua orang
anak sebagai pemimpin kelompok.
Sementara itu, para pakar teori
kognitif menidentifikasikan empat macam permainan yang berkembang sejalan
dengan tahap-tahap perkembangan kognitif. Keempat macam permainan itu adalah :
§
Permainan fungsional (functional play).
Permaian fungsional terjadi selama periode sensorimotorik, yang ditunjukkan
dengan gerakan yang diulang-ulang, seperti gerakan-gerakan tangan dan kaki pada
bayi, dan terfokus pada badan sendiri. Bagi anak-anak prasekolah, permainan
fungsional terlihat ketika mereka berlari-lari di sekitar arena permainan tanpa
suatu alasan yang jelas kecuali karena kesengangan berlari semata.
§
Permainan konstruktif (constructive
play). Permainan konstruktif adalah suatu bentuk permainan dengan
menggunakan objek-objek fisik untuk membangun atau membuat sesuatu. Permainan
ini terjadi bila anak-anak melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi
suatu produk atau suatu pemecahan masalah ciptaannya sendiri. Permainan
konstruktif ini merupakan permainan yang paling umum dilakukan oleh anak-anak
prasekolah.
§
Permainan dramatik (dramatic play).
Permainan dramatik adalah suatu bentuk permainan yang dilakukan secara
berpura-pura; yang dimulai ketika anak dapat mensimbolisasi atau menghadirkan
objek-objek secara mental. Permainan ini juga disebut permainan seolah-olah (make-believe play) atau permainan
simbol. Misalnya, seorang anak prasekolah memperlakukan boneka sebagai pasien
dan ia berpura-pura menjadi dokter.
§
Permainan dengan aturan (games with
rules). Permainan dengan aturan adalah permaian yang melibatkan aturan-aturan
tertentu dan seringkali berkompetisi dengan satu atau lebih orang.
·
Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Selama tahun-tahun prasekolah,
hubungan dengan orang tua atau pengasuhnya merupakan dasar bagi perkembangan
emosional dan sosial anak. Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua
dan anak ialah gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua. Studi klasis yang
dilakukan oleh Diana Baumrind, merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang
dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku sosial anak, yaitu
otoritatif, otoriter, dan permisif.
§
Pengasuhan otoritatif (authoritative
parenting) adalah salah satu gaya pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan
ekstra ketat terhadap tingkah laku anak-anak, tetapi mereka juga bersikap responsif,
menghargai dan menghormati pemikiran, perasaan, serta mengikutsertakan anak
dalam pengambilan keputusan. Anak-anak prasekolah dari orangtua yang otoritatif
cenderung lebih percaya kepada diri sendiri, pengawasan diri sendiri, dan mampu
bergaul dengan baik dengan teman-teman sebayanya.
§
Pengasuhan otiriter (authoritarian
parenting) adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak
untuk mengikuti perintah-perintah orang tua. Orang tua yang otoriter menetapkan
batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada anak-anak
untuk mengemukakan pendapat. Orang tua yang otoriter cenderung tidak
demokratis, memaksakan kehendak dan bersikap sewenang-wenang dalam mengambil
keputusan. Anak dari orang tua otoriter cenderung bersifat curiga pada orang
lain dan merasa tidak bahagia dengan dirinya sendiri, merasa cenderung canggung
berhubungan dengan teman sebaya, canggung menyesuaikan diri pada awal masuk
sekolah dan memiliki prestasi belajar yang rendah dibandingkan dengan anak-anak
lainnya.
§
Pengasuhan permisif (permissive
parenting), gaya pengasuhan ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
pertama, pengasuhan permissive-indulgent
yaitu suatu gaya pengasuhan di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan
anak, tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali atas mereka.anak dari orang
tua yang mengasuh secara permissive-indulgent
cenderung manja, tidak bisa mengendalikan diri, berharap semua keinginannya
dipenuhi. Kedua, pengasuhan permissive-indifferent,
yaitu suatu gaya pengasuhan di mana orangtua sangat tidak terlibat dalam
kehidupan anak. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh seperti ini cenderung
kurang percaya diri, pengendalian diri yang buruk dan rasa harga diri yang
rendah.
·
Perkembangan Emosi
Pada masa ini, emosi anak sangat
kuat, ditandai dengan ledakan marah, ketakutan yang hebat, iri hati yang tidak
masuk akal. Hal ini karena kelemahan anak akibat lamanya bermain, tidak mau
tidur siang, makan terlalu sedikit. Emosi yang diungkapkan dengan menangis dan
murung kalau susah dan emosi, tersenyum dan tertawa jika senang, mengalami
perkembangan saat anak mencapai usia 5 tahun.
Pola emosi umum yang terjadi
pada awal masa anak-anak antara lain, yaitu :
§
Marah. Penyebab marah paling umum ialah pertengkaran karena berebut mainan,
tidak tercapainya keinginan, dan serangan dari anak lain. Ungkapan marah ialah:
menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat, memukul.
§
Takut. Anak takut mendengar cerita, melihat gambar, melihat TV, mendengar
radio, melihat orang marah. Reaksi anak terhadap hal ini ialah: panik, kemudian
lari, menghindar, bersembunyi, menangis.
§
Cemburu. Anak cemburu karena perhatian orang tua beralih kepada orang lain,
misalnya adiknya yang baru lahir. Ungkapan cemburu ialah: anak pura-pura sakit,
anak menjadi nakal, regresi, yaitu melakukan hal-hal yang dulu pernah dilakukan
dan menarik perhatian misalnya ngompol setelah sekian lama tidak mengompol.
§
Berdusta. Anak-anak berdusta diakibatkan perkembangan jiwanya yang belum
sempurna, perkembangan bahasa yang belum sempurna, dan bisa juga karena takut
dihukum.
§
Ingin tahu. Anak ingin mengetahui hal-hal yang baru, juga ingin mengetahui
tubuhnya sendiri. Reaksinya, anak akan banyak bertanya.
§
Iri hati. Anak sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki
orang lain. Ungkapan iri hati ialah: mengeluh tentang hal-hal yang dimiliki,
mengungkapkan keinginan yntuk memiliki barang orang lain, mengambil benda yang
dimilikinya.
§
Gembira. Anak merasa gembira karena sehat, membohongi orang lain, bunyi
yang tiba-tiba, berhasil melakukan tugas yang dianggapnya sulit. Anak
mengungkapkan kegembiraannya dengan cara tersenyum, tertawa, bertepuk tangan,
melompat-lompat, memeluk benda atau orang yang telah membuatnya bahagia.
§
Sedih. Anak sedih karena kehilangan sesuatu yang disayanginya. Ungkapan
sedih pada anak ialah: menangis, kehilangan gairah dan semangat untuk
mengerjakan kegiatan sehari-hari.
§
Kasih sayang. Anak belajar mencintai sesuatu yang ada di sekitarnya. Ungkapan
anak sebagai bukti kasih sayangnya ialah: memeluk, menepuk, mencium objek yang
disayangi dengan kasih sayang, mengajak bicara dengan mesra, mengelus-elus
binatang yang disayanginya dan menggendongnya.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan
yang dapat penulis tarik dari penguraian materi di atas, yaitu :
1.
Perkembangan tinggi dan berat badan anak pada masa anak-anak awal mengalami
perkembangan tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah
antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya.
2.
Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan
jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah
otak.
3.
Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya
keterampilan motorik, baik kasar maupun halus.
4.
Sesuai dengan teori kognitif Piaget, maka perkembangan kognitif pada masa
awal anak-anak dinamakan tahap praoperasional (praoperational stage), yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun.
Pada tahap ini, konsep stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme
mulai kuat kemudian melemah, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang
magis.
5.
Secara garis besar pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam dua
subtahap, yaitu subtahap prakonseptual (2 – 4 tahun) dan subtahap pemikiran
intuitif (4 – 7 tahun).
6.
Seiring dengan meningkatnya ketajaman visual, persepsi visual anak-anak pun
meningkat. Peningkatan persepsi visual ini terlihat dalam dua bentuk;
diskriminasi visual dan integrasi visual.
7.
Komponen penting dari memori anak usia prasekolah ialah memori jangka
pendek dan memori jangka panjang.
8.
Atensi atau perhatian merupakan sebuah konsep multidimensional yang
digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam
sistem kognitif. Atensi juga berarti konsentrasi terhadap aktivitas mental.
9.
Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau
kesadaran tentang pemikiran. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa
ingin tahu karena kita menggunakan proses kognitif kita untuk merenungkan
proses kognitif kita sendiri.
10.
Pada mulanya bahasa anak-anak bersifat egosentris, menjelang akhir masa
anak-anak awal, percakapan anak-anak berangsur-angsur berkembang menjadi bahasa
sosial.
11.
Menurut Hetherington dan Parke, fungsi permainan itu ada tiga, yaitu Fungsi
Kognitif Permainan, Fungsi Sosial Permainan, dan Fungsi Emosi Permainan.
12.
Parten menemukan 6 kategori permainan anak-anak, yaitu Permainan Unoccupied, Permainan Solitary, Permainan Onlooker, Permaian Parallel,
Permainan Assosiative, dan Permainan Cooperative.
13.
Sementara itu, para pakar teori kognitif menidentifikasikan empat macam
permainan yang berkembang sejalan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif.
Keempat macam permainan itu adalah permainan fungsional (functional play), permainan konstruktif (constructive play), permainan dramatik (dramatic play), dan permainan dengan aturan (games with rules).
14.
Studi klasis yang dilakukan oleh Diana Baumrind, merekomendasikan tiga tipe
pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku
sosial anak, yaitu otoritatif, otoriter, dan permisif.
15.
Pola emosi umum yang terjadi pada awal masa anak-anak antara lain, yaitu
marah, takut, cemburu, berdusta, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih dan kasih
sayang.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2010. Psikologi Pekembangan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rumini, Sri., & Siti Sundari H.S. 2004. Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.
Zulkifli. 2009. Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.