Kamis, 12 Juli 2012

Perkembangan Anak-Anak Awal


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia 2 tahun sampai saat anak matang secara seksual, yakni kira-kira usia 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria. Selama periode ini, sekitar 11 tahun untuk wanita dan 12 tahun untuk pria, terjadi sejumlah perubahan yang sangat signifikan, baik secara fisik maupun secar psikologis.
Masa anak-anak dibagi menjadi dua periode, yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir. Masa anak-anak awal berlangsung pada usia 2 tahun hingga 6 tahun. Dan masa anak-anak akhir berlangsung sejak usia 6 tahun hingga usia anak matang secara seksual. Pada makalah ini penulis terkhusus akan membahas mengenai PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK AWAL. Pada masa ini juga disebut sebagai masa prasekolah.

B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini, yaitu :
1.         Bagaimana perkembangan fisik anak pada masa ini?
2.         Bagaimana perkembangan kognitif anak pada masa ini?
3.         Bagaimana perkembangan psikososial anak pada masa ini?

C.      Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat penulisan makalah ini selain sebagai tugas kelompok mata kuliah Psikologi Perkembangan I, juga agar pembaca mengetahui bagaimana perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial anak-anak pada masa perkembangan awal.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Perkembangan Fisik
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Meskipun selama masa anak-anak pertumbuhan fisik mengalami perlambatan, namun keterampilan-keterampilan motorik halus justru berkembang pesat. Pada makalah ini, perkembangan fisik terbagi atas tiga bagian, yaitu perkembangan tinggi dan berat badan, perkembangan otak, dan perkembangan motorik.
·           Perkembangan Tinggi dan Berat Badan
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya 21,5 kg. Ketika anak usia prasekolah bertumbuh makin besar, persentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Selama masa ini, baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin langsing, sementara batang tubuh mereka semakin panjang.
·           Perkembangan Otak
Di antara perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak-anak awal ialah perkembangan otak dan sistem saraf yang berkelanjutan. Meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal anak-anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukurannya telah mencapai 90% otak orang dewasa.
Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Ujung-ujung urat saraf ini terus bertumbuh setidak-tidaknya hingga masa remaja. Beberapa pertambahan ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, yaitu suatu proses di mana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak terhadap peningkatan kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat saraf. Beberapa ahli psikologi perkembangan percaya bahwa myelination adalah penting dalam pematangan sejumlah kemampuan anak-anak.
·           Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus. Sekitar usia 3 tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik, dan sekitar usia 4 tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Usia 5 tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, seperti maju dan mundur, jalan cepat dan pelan-pelan, melompat dan berjingkrak, berlari ke sana ke mari, memanjat, dan sebagainya yang semuanya itu dilakukan dengan lebih halus dan bervariasi. Anak usia 5 tahun juga dapat melakukan hal-hal tertentu secara akurat, seperti menyeimbangkan badan di atas satu kaki, menangkap bola dengan baik, melukis, menggunting, melipat kertas, dan sebagainya. Secara singkat mengenai perkembangan motorik pada masa anak-anak awal dapat digambarkan dalam tabel 1.1 berikut.

TABEL 1.1
Perkembangan Motorik Masa Anak-Anak Awal
Usia/Tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
2.5 – 3,5





3,5 – 4,5






4,5 – 5,5
Berjalan dengan baik; berlari lurus ke depan; melompat



Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa; berlari 1/3 kecepatan orang deewasa; melempar dan menangkap bola besar; lengan masih kaku

Menyeimbangkan badan di atas satu kaki; berlari jauh tanpa jatuh; dapat berenang dalam air yang dangkal
Meniru sebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat makan menggunakan sendok; menyusun beberapa kotak

Mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat gambar sederhana



Menggunting; menggambar orang; meniru angka dan huruf sederhana; mebuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak


B.       Perkembangan Kognitif
Seiring dengan meningkatnya kemampuan anak untuk mengaplorasi lingkungan, karena bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik yang disertai dengan meningkatnya kemampuan untuk bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain, maka dunia kognitif anak akan berkembang pesat, makin kreatif, bebas, dan imajinatif. Imajinasi anak-anak usia prasekolah terus bekerja, dan daya serap mental tentang dunia makin meningkat. Peningkatan pengertian anak tentang orang, benda dan situasi baru diasosiasikan dengan arti-arti yang telah dipelajari selama masa bayi. Pada bagian ini, penulis akan menguraikan tentang perkembangan kognitif menurut teori Piaget, perkembangan persepsi, perkembangan memori, perkembangan atensi, perkembangan metakognitif, dan perkembangan bahasa.
·           Perkembangan Kognitif Menurut Teori Piaget
Sesuai dengan teori kognitif Piaget, maka perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan tahap praoperasional (praoperational stage), yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, konsep stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat kemudian melemah, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis. Tetapi, sebagai “pra” dalam istilah “praoperasional”, menunjukkan bahwa pada tahap ini Piaget difokuskan pada keterbatasan pemikiran anak. Istilah “operasional” menunjukkan pada aktivitas mental yang memungkinkan anak untuk memikirkan peristiwa-peristiwa atau pengalaman-pengalaman yang diamatinya.
Pemikiran praoperasional tidak lain adalah suatu masa tunggu yang singkat bagi pemikiran operasional, sekalipun label “praoperasional” menekankan bahwa anak pada tahap ini belum berpikir secara operasional.
Adapun makna operasi yaitu sesuatu yang sangat terorganisir dan sesuai dengan aturan-aturan dan prinsip-prinsip logika tertentu. Operasi tampak dalam bentuk pemikiran operasional konkret dan dalam bentuk lain pemikiran operasional formal. Dalam tahap praoperasional, pemikiran masih kacau dan tidak terorganisir dengan baik. Pemikiran praoperasional adalah awal dari kemampuan untuk merekonstruksi pada level pemikiran apa yang telah ditetapkan dalam tingkah laku. Secara garis besar pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam dua subtahap, yaitu subtahap prakonseptual dan subtahap pemikiran intuitif.
§   Subtahap Prakonseptual (2 – 4 tahun)
Subtahap konseptual disebut juga dengan pemikiran simbiolik, karena karakteristik utama subtahap ini ditandai dengan munculnya sistem simbol, seperti bahasa. Subtahap ini terjadi pada usia sekitar 2 sampai 4 tahun. Pada subtahap ini, anak-anak mengembangkan kemampuannya untuk menggambarkan atau membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada (tidak terlihat) dengan seesuatu yang lain.
Dengan demikian, dalam subtahap ini, kemunculan fungsi simbiolis ditunjukkan dengan perkembangan bahasa yang cepat, permainan imajinatif, dan peningkatan dalam peniruan.


§   Subtahap Intuitif (4 – 7 tahun)
Pada subtahap ini, sekalipun simbol-simbol anak meningkat kompleks, tetapi proses penalaran dan pemikirannya masih mempunyai ciri-ciri keterbatasan tertentu.sebagian dari keterbatasan ini direfleksikan dalam ketidakmampuan anak praoperasional untuk mengelompokkan berbagai hal berdasarkan dimensi tertentu.
Karakteristik lain dari pemikiran praoperasional adalah pemusatan perhatian pada satu dimensi dan mengesampingkan semua dimensi yang lain. Karakteristik ini diistilahkan Piaget dengan centration (pemusatan). Pemusatan terlihat jelas pada anak yang kekurangan konservasi, yaitu kemampuan untuk memahami sifat-sifat atau aspek-aspek tertentu dari suatu objek atau stimulus tetap tidak berubah ketika aspek-aspek lain mengalami perubahan.

·           Perkembangan Persepsi
Meskipun persepsi telah berkembang sejak awal kehidupan, namun hingga masa anak-anak awal atau prasekolah, kemampuan atau kapasitas mereka untuk memproses informasi masih terbatas. Kadang, anak-anak usia prasekolah dapat membuat penilaian perseptual sederhana layaknya yang dapat dilakukan oleh orang dewasa. Tetapi penilaian yang membutuhkan pemikiran yang lebih kompleks, anak prasekolah sering mengalami banyak kesalahan dalam apa yang mereka lihat dan dengar.
Selama tahun-tahun prasekolah, penglihatan yang menjadi sumber informasi penting mengalami peningkatan. Seiring dengan meningkatnya ketajaman visual, persepsi visual anak-anak pun meningkat. Peningkatan persepsi visual ini terlihat dalam dua bentuk; pertama, diskriminasi visual; yaitu kemampuan untuk membedakan atau melihat perbedaan terhadap apa yang mereka lihat. Kedua, integrasi visual; yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan beberapa penglihatan dengan tindakan-tindakan fisik secara tepat.
Meskipun demikian, anaka-anak prasekolah masih mengalami keterbatasan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan ini. Anak prasekolah sering mengalami kesukaran dalam menyatukan tindakan dengan penglihatan mereka ketika berhadapan dengan stimulus yang membingungkan.
·           Perkembangan Memori
Dibandingkan dengan bayi, mengukur memori anak-anak jauh lebih mudah, karena anak-anak telah dapat memberikan reaksi secara verbal. Meskipun demikian, tugas anak-anak masih sangat sederhana karena mungkin anak mengalami kesulitan dalam memahami perintah dari tugas tersebut. Komponen penting dari memori anak usia prasekolah ialah yang pertama, memori jangka pendek; yaitu kemampuan individu menyimpan informasi selama 15 hingga 30 detik, dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. Memori jangka pendek ini sering diukur dalam rentang memori, yaitu jumlah item yang dapat diulang kebali dengan tepat setelah satu penyajian tunggal. Kedua, memori jangka panjang; yaitu kemampuan memori rekognisi, suatu kesadaran bahwa suatu objek, seseorang atau sesuatu peristiwa itu sudah dikenalnya, atau pernah dipelajarinya di masa lalu, tetapi kurang mampu dalam memori recall, proses menimbulkan kembali dalam ingatan sesuatu yang telah dipelajari.
·           Perkembangan Atensi
Atensi atau perhatian merupakan sebuah konsep multidimensional yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam sistem kognitif. Atensi juga berarti konsentrasi terhadap aktivitas mental. Atensi pada anak telah berkembang sejak bayi yang berkaitan dengan perkembangan kognitif selama tahun prasekolah.
·           Perkembangan Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau kesadaran tentang pemikiran. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu karena kita menggunakan proses kognitif kita untuk merenungkan proses kognitif kita sendiri.
Metakognitif ini memiliki arti yang sangat penting, karena pengetahuan kita tentang proses kognitif kita sendiri dapat memandu kita dalam menata suasana dan menyeleksi strategi untuk meningkatkan kemampuan kognitif kita di masa akan datang.
·           Perkembangan Bahasa
Pada mulanya bahasa anak-anak bersifat egosentris, yaitu bentuk bahasa yang lebih menonjolkan dir sendiri, berkisar pada minat, keluarga, dan iliknya sendiri. Menjelang akhir masa anak-anak awal, percakapan anak-anak berangsur-angsur berkembang menjadi bahasa sosial. Bahasa sosial dipergunakan untuk berhubungan, bertukar pikiran dan mempengaruhi orang lain. Bentuk bahasa yang dipergunakan sering berupa pengaduan atau keluhan, komentar buruk, kritikan, dan pernyataan. Ketika bahasa anak berubah dari bahasa yang bersifat egosentris ke bahasa sosial, maka terjadi penyatuan antara bahasa dan pemikiran. Penyatuan antara bahasa ini sangat penting bagi pembentukan struktur mental atau kognitif anak.

C.      Perkembangan Psikososial
Di samping perkembangan fisik dan kognitif sebagaimana telah dibicarakan di atas, masa awal anak-anak juga ditandai dengan perkembangan psikososial yang cukup pesat. Dalam uraian makalah ini akan dibahas beberapa aspek penting perkembangan psikososial yang terjadi pada masa anak-anak awal, di antaranya permainan, hubungan dengan orang lain, dan perkembangan emosi.
·           Perkembangan Permainan
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada masa awal anak-anak. Sebab, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah bermain dengan teman-temannyan dibanding terlibat dalam aktivitas lain. Karena itu, kebanyakna hubungan dengan teman sebaya terjadi dalam bentuk permainan. Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Hal ini dikarenakan bagi anak-anak proses melakukan sesuatu lebih menarik daripada hasil yang akan didapatkannya.
Permainan mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan anak-anak. Menurut Hetherington dan Parke, fungsi permainan itu ada tiga, yaitu :
§   Fungsi Kognitif Permainan membantu perkembangan kognitif anak. Melalui permainan, anak-anak menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek-objek di sekitarnya, dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Piaget percaya bahwa struktur kognitif anak perlu dilatih, dan permainan merupakan perlengkapan yang sempurna bagi latihan ini.
§   Fungsi Sosial Permainan dapat meningkatkan perkembangan sosial anak. Khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran, anak belajar memahami orang lain dan peran-peran yang akan ia mainkan di kemudian hari setelah tumbuh menjadi orang dewasa.
§   Fungsi Emosi Permainan memungkinkan anak untuk memecahkan sebagian dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin. Permainan memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan-perasaan terpendam. Karena tekanan-tekanan batin terlepaskan di dalam permainan, anak dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan

Studi klasis terhadap aktivitas permainan anak-anak prasekolah dilakukan oleh Mildred Parten. Parten menemukan 6 kategori permainan anak-anak, yaitu :
§   Permainan Unoccupied. Anak memperhatikan dan melihat segala sesuatu yang menarik perhatiannya dan melakukan gerakan-gerakan bebas dalam bentuk tingkah laku yang tidak terkontrol.
§   Permainan Solitary. Anak dalam sebuah kelompok asyik bermain sendiri-sendiri dengan bermacam-macam alat permainan, sehingga tidakk terjadi kontak antara satu sama lain dan tidak peduli terhadap apa pun yang sedang terjadi.
§   Permainan Onlooker. Anak melihat dan memperhatikan anak-anak lain bermain. Anak ikut berbicara dengan anak-anak yang lain itu dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak ikut terlibat dalam aktivitas permainan tersebut.
§   Permaian Parallel. Anak-anak bermain dengan alat-alat permainan yang sama, tetapi tidak terjadi kontak antara satu dengan yang lain atau tukar menukar permainan.
§   Permainan Assosiative. Anak bermain bersama-sama saling pinjam alat permainan, tetapi permainan itu tidak mengarah pada satu tujuan, tidak ada pembagian peranan dan pembagian alat-alat permainan.
§   Permainan Cooperative. Anak-anak bermain dalam kelompok yang terorganisir, dengan kegiatan-kegiatan konstruktif dan membuat sesuatu yang nyata, di mana setiap anak mempunyai peranan sendiri-sendiri. Kelompok ini dipimpin dan diarahkan oleh satu atau dua orang anak sebagai pemimpin kelompok.

Sementara itu, para pakar teori kognitif menidentifikasikan empat macam permainan yang berkembang sejalan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif. Keempat macam permainan itu adalah :
§   Permainan fungsional (functional play). Permaian fungsional terjadi selama periode sensorimotorik, yang ditunjukkan dengan gerakan yang diulang-ulang, seperti gerakan-gerakan tangan dan kaki pada bayi, dan terfokus pada badan sendiri. Bagi anak-anak prasekolah, permainan fungsional terlihat ketika mereka berlari-lari di sekitar arena permainan tanpa suatu alasan yang jelas kecuali karena kesengangan berlari semata.
§   Permainan konstruktif (constructive play). Permainan konstruktif adalah suatu bentuk permainan dengan menggunakan objek-objek fisik untuk membangun atau membuat sesuatu. Permainan ini terjadi bila anak-anak melibatkan diri dalam suatu kreasi atau konstruksi suatu produk atau suatu pemecahan masalah ciptaannya sendiri. Permainan konstruktif ini merupakan permainan yang paling umum dilakukan oleh anak-anak prasekolah.
§   Permainan dramatik (dramatic play). Permainan dramatik adalah suatu bentuk permainan yang dilakukan secara berpura-pura; yang dimulai ketika anak dapat mensimbolisasi atau menghadirkan objek-objek secara mental. Permainan ini juga disebut permainan seolah-olah (make-believe play) atau permainan simbol. Misalnya, seorang anak prasekolah memperlakukan boneka sebagai pasien dan ia berpura-pura menjadi dokter.
§   Permainan dengan aturan (games with rules). Permainan dengan aturan adalah permaian yang melibatkan aturan-aturan tertentu dan seringkali berkompetisi dengan satu atau lebih orang.

·           Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Selama tahun-tahun prasekolah, hubungan dengan orang tua atau pengasuhnya merupakan dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak ialah gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua. Studi klasis yang dilakukan oleh Diana Baumrind, merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku sosial anak, yaitu otoritatif, otoriter, dan permisif.
§   Pengasuhan otoritatif (authoritative parenting) adalah salah satu gaya pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku anak-anak, tetapi mereka juga bersikap responsif, menghargai dan menghormati pemikiran, perasaan, serta mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan. Anak-anak prasekolah dari orangtua yang otoritatif cenderung lebih percaya kepada diri sendiri, pengawasan diri sendiri, dan mampu bergaul dengan baik dengan teman-teman sebayanya.
§   Pengasuhan otiriter (authoritarian parenting) adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua. Orang tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada anak-anak untuk mengemukakan pendapat. Orang tua yang otoriter cenderung tidak demokratis, memaksakan kehendak dan bersikap sewenang-wenang dalam mengambil keputusan. Anak dari orang tua otoriter cenderung bersifat curiga pada orang lain dan merasa tidak bahagia dengan dirinya sendiri, merasa cenderung canggung berhubungan dengan teman sebaya, canggung menyesuaikan diri pada awal masuk sekolah dan memiliki prestasi belajar yang rendah dibandingkan dengan anak-anak lainnya.
§   Pengasuhan permisif (permissive parenting), gaya pengasuhan ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: pertama, pengasuhan permissive-indulgent yaitu suatu gaya pengasuhan di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak, tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali atas mereka.anak dari orang tua yang mengasuh secara permissive-indulgent cenderung manja, tidak bisa mengendalikan diri, berharap semua keinginannya dipenuhi. Kedua, pengasuhan permissive-indifferent, yaitu suatu gaya pengasuhan di mana orangtua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh seperti ini cenderung kurang percaya diri, pengendalian diri yang buruk dan rasa harga diri yang rendah.

·           Perkembangan Emosi
Pada masa ini, emosi anak sangat kuat, ditandai dengan ledakan marah, ketakutan yang hebat, iri hati yang tidak masuk akal. Hal ini karena kelemahan anak akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, makan terlalu sedikit. Emosi yang diungkapkan dengan menangis dan murung kalau susah dan emosi, tersenyum dan tertawa jika senang, mengalami perkembangan saat anak mencapai usia 5 tahun.
Pola emosi umum yang terjadi pada awal masa anak-anak antara lain, yaitu :
§   Marah. Penyebab marah paling umum ialah pertengkaran karena berebut mainan, tidak tercapainya keinginan, dan serangan dari anak lain. Ungkapan marah ialah: menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat, memukul.
§   Takut. Anak takut mendengar cerita, melihat gambar, melihat TV, mendengar radio, melihat orang marah. Reaksi anak terhadap hal ini ialah: panik, kemudian lari, menghindar, bersembunyi, menangis.
§   Cemburu. Anak cemburu karena perhatian orang tua beralih kepada orang lain, misalnya adiknya yang baru lahir. Ungkapan cemburu ialah: anak pura-pura sakit, anak menjadi nakal, regresi, yaitu melakukan hal-hal yang dulu pernah dilakukan dan menarik perhatian misalnya ngompol setelah sekian lama tidak mengompol.
§   Berdusta. Anak-anak berdusta diakibatkan perkembangan jiwanya yang belum sempurna, perkembangan bahasa yang belum sempurna, dan bisa juga karena takut dihukum.
§   Ingin tahu. Anak ingin mengetahui hal-hal yang baru, juga ingin mengetahui tubuhnya sendiri. Reaksinya, anak akan banyak bertanya.
§   Iri hati. Anak sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain. Ungkapan iri hati ialah: mengeluh tentang hal-hal yang dimiliki, mengungkapkan keinginan yntuk memiliki barang orang lain, mengambil benda yang dimilikinya.
§   Gembira. Anak merasa gembira karena sehat, membohongi orang lain, bunyi yang tiba-tiba, berhasil melakukan tugas yang dianggapnya sulit. Anak mengungkapkan kegembiraannya dengan cara tersenyum, tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat, memeluk benda atau orang yang telah membuatnya bahagia.
§   Sedih. Anak sedih karena kehilangan sesuatu yang disayanginya. Ungkapan sedih pada anak ialah: menangis, kehilangan gairah dan semangat untuk mengerjakan kegiatan sehari-hari.
§   Kasih sayang. Anak belajar mencintai sesuatu yang ada di sekitarnya. Ungkapan anak sebagai bukti kasih sayangnya ialah: memeluk, menepuk, mencium objek yang disayangi dengan kasih sayang, mengajak bicara dengan mesra, mengelus-elus binatang yang disayanginya dan menggendongnya.


BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis tarik dari penguraian materi di atas, yaitu :
1.        Perkembangan tinggi dan berat badan anak pada masa anak-anak awal mengalami perkembangan tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya.
2.        Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak.
3.        Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus.
4.        Sesuai dengan teori kognitif Piaget, maka perkembangan kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan tahap praoperasional (praoperational stage), yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, konsep stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat kemudian melemah, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis.
5.        Secara garis besar pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam dua subtahap, yaitu subtahap prakonseptual (2 – 4 tahun) dan subtahap pemikiran intuitif (4 – 7 tahun).
6.        Seiring dengan meningkatnya ketajaman visual, persepsi visual anak-anak pun meningkat. Peningkatan persepsi visual ini terlihat dalam dua bentuk; diskriminasi visual dan integrasi visual.
7.        Komponen penting dari memori anak usia prasekolah ialah memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
8.        Atensi atau perhatian merupakan sebuah konsep multidimensional yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam sistem kognitif. Atensi juga berarti konsentrasi terhadap aktivitas mental.
9.        Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau kesadaran tentang pemikiran. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu karena kita menggunakan proses kognitif kita untuk merenungkan proses kognitif kita sendiri.
10.    Pada mulanya bahasa anak-anak bersifat egosentris, menjelang akhir masa anak-anak awal, percakapan anak-anak berangsur-angsur berkembang menjadi bahasa sosial.
11.    Menurut Hetherington dan Parke, fungsi permainan itu ada tiga, yaitu Fungsi Kognitif Permainan, Fungsi Sosial Permainan, dan Fungsi Emosi Permainan.
12.    Parten menemukan 6 kategori permainan anak-anak, yaitu Permainan Unoccupied, Permainan Solitary, Permainan Onlooker, Permaian Parallel, Permainan Assosiative, dan Permainan Cooperative.
13.    Sementara itu, para pakar teori kognitif menidentifikasikan empat macam permainan yang berkembang sejalan dengan tahap-tahap perkembangan kognitif. Keempat macam permainan itu adalah permainan fungsional (functional play), permainan konstruktif (constructive play), permainan dramatik (dramatic play), dan permainan dengan aturan (games with rules).
14.    Studi klasis yang dilakukan oleh Diana Baumrind, merekomendasikan tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku sosial anak, yaitu otoritatif, otoriter, dan permisif.
15.    Pola emosi umum yang terjadi pada awal masa anak-anak antara lain, yaitu marah, takut, cemburu, berdusta, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih dan kasih sayang.


DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2010. Psikologi Pekembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rumini, Sri., & Siti Sundari H.S. 2004. Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.
Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar