Selasa, 27 September 2011

Tokoh Aliran Fungsionalisme, Behaviorisme, dan Psikoanalisme


A.      Aliran Fungsionalisme
-          William James (1842 – 1910)
Teori James yang paling populer  yaitu teori tentang emosi. Menurut James, gejala kejasmanian merupakan sebab timbulnya emosi. Teori James ini kemudian berpadu dengan teori seorang ahli fisiologi asal Denmark, Carl Lange, sehingga teori tersebut dikenal sebagai teori James-Lange dalam emosi.
-          Rene Descartes (1596 – 1650)
Menurut Descartes, psikis dapat mempengaruhi badan, dan sebaliknya juga badan dapat mempengaruhi psikis, yang berarti memiliki hubungan dua arah. Menurut Descartes, badan itu seperti halnya mesin, tak ada beda kerjanya badan dengan mesin.
-          Carl Jung (1875 – 1961)
Jung berteori tentang imajinasi atau mimpi, di mana bagi Jung mimpi merupakan bukti adanya dimensi innate religious, atau kesadaran beragama yang bersifat bawaan, sebab mimpi-mimpi yang digambarkan oleh menusia purba hingga modern sekarang ini tetap menggambarkan paradigma psikologis tentang hubungan manusia dengan alam spiritual. Melalui analisa mimpi dari berbagai praktek psikologinya, ia menyimpulkan bahwa adanya kekuatan-kekuatan terpendam yang bersifat religius yang memanifestasi berupa bentuk-bentuk memuliakan, mensakralkan sesuatu di dalam kehidupan manusia.

B.      Aliran Behaviorisme
-          Ivan Petrovich Pavlov (1849 – 1936)
Menurut Pavlov, aktivitas organisme dapat dibedakan atas:
1.       Aktivitas yang besifat refleksif
2.       Aktivitas yang disadari
Berkaitan dengan hal tersebut, Pavlov sangat memusatkan perhatian pada penelitian tentang masalah refleks.
Eksperimen Pavlov menggunakan anjing yang dioperasi sedemikian rupa sehingga air liur anjing yang keluar dapat dilihat dan ditampung dalam tempat yang telah disediakan. Menurut Pavlov, apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian mengeluarkan air liur, ini merupakan respon yang alami, respon yang refleksif, yang disebut denga respon yang tidak berkondisi. Sama halnya dengan ketika anjing mendengar bunyi bel dan telinganya bergerak, berarti anjing memberi respon yang alami. Yang menjadi persoalan pemikiran Pavlov yaitu apabila anjing mendengar bunyi bel lalu mengeluarkan air liur. Ternyata perilaku tersebut dapat dibentuk dengan memberi stimulasi yang berkondisi.
-          Burrhus Frederick Skinner (1904 – 1990)
Teori Skinner berkaitan tentang perilaku. Skinner membedakan perilaku atas:
1.       Perilaku yang alami, yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulasi yang jelas, perilaku yang bersifat reflefsif.
2.       Perilaku operan, yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulasi yang tidak diketahui, tetapi semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri. Perilaku operan belum tetntu didahului oleh stimulasi dari luar.


-          Jhon B. Watson ( 1878 – 1958)
Menurut pandangan Watson, psikologi itu murni merupakan cabang dari ilmu alam eksperimental. Tujuannya adalah untuk memprediksi dan mengontrol perilaku. Introspeksi bukanlah metode yang digunakan. Yang dipelajari adalah perilaku yang diamati, bukan kesadaran.

C.      Aliran Psikoanalisis
-          Sigmund Freud ( 1856 – 1939)
Freud berteori mengenai id, ego, dan superego. Id berkaitan dengan ketidaksadaran, merupakan bagian primitif dari kepribadian. Kekuatan yang berkaitan dengan id mencakup insting seksual dan insting agresif. Id merupakan prinsip kenikmatan. Ego, sadar akan realitas dan menyesuaikan deri dengan realita. Ego disebut sebagai prinsip realitas. Freud mengibaratkan hubungan ego-id sebagai penunggang kuda, di mana penunggang akan memperhatikan realita sedangkan kudanya mau ke mana-mana. Teori selanjutnya yaitu superego berkembang pada permulaan masa anak sewaktu peraturan-peraturan diberikan orangtuanya, dengan mengunakan hadiah atau hukuman. perlakuan anak semula dikontrol oleh orangtua , tetapi apabila superego sudah terbentuk, maka kontrol ada pada dirinya sendiri. Superego merupakan prinsip moral.
Adapula teori Freud mengenai insting (insting untuk hidup dan insting untuk mati) dan kecemasan (objektif, neurotik, dan moral). Insting untuk hidup misalnya lapar dan haus. Insting untuk mati berupa kekuatan destruktif yang dapat ditujukan pada diri sendiri berupa menyakiti diri sendiri atau berusaha bunuh diri, atau ditujukan ke luar sebagai bentuk agresi. Kecemasan objektif merupakan kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya yang nyata. Kecemasan neurotik merupakan kecemasan akan mendapatkan hukuman untuk ekspresi keinginan yang impilsif. Kecemasan moral merupakan kecemasan yang berkaitan dengan moral sebagai akibat melanggar norma-norma.

Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu lainnya


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini, hampir setiap individu sudah mengenal dan mengetahui tentang psikologi. Seperti yang penulis ketahui, psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang aktivitas dan pola tingkah laku, dalam hal ini manusia, secara lebih mendalam.

Dan seperti yangg penulis ketahui, psikologi merupakan ilmu yang telah mandiri, di mana ilmu psikologi tidak tergabung dengan ilmu-ilmu lainnya. Namun demikian tidak boleh dipandang bahwa psikologi itu sama sekali terlepas dari ilmu-ilmu yang lain. Dalam hal ini psikologi masih mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu tersebut.

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari dan mendalami mengenai jiwa seseorang tentu mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh ilmu psikologi saja, melainkan oleh ilmu-ilmu lainnya yang saling berkaitan.

Adapun ilmu psikologi yang berobjekkan manusia dapat dibedakan menjadi dua sifat yanitu psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang bersifat khusus.



Karena dilatarbelakangi oleh hal tersebut, penulis pun bermaksud untuk mengangkat tema “Hubungan Psikologi dan Ilmu-Ilmu Lainnya” sebagai penyaluran informasi dan pengetahuan mengenai hubungan ilmu psikologi dan ilmu lainnya.


1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalah yang diurakan pada latar belakang di atas, sebagai rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1    Bagaimana hubungan ilmu psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya?
1.2.2    Apa saja ruang lingkup ilmu psikologi?


1.3  Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai ialah sebagai berikut :
1.3.1   Untuk mengetahui bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga mempelajari tentang keadaan manusia.
1.3.2    Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu psikologi.

1.4  Manfaat
Manfaat yang akan didapat ialah sebagai berikut :
1.4.1   Agar pembaca mengetahui bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga mempelajari tentang keadaan manusia.
1.4.2    Agar pembaca mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu psikologi.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu Lainnya
2.1.1 Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi objek dari biologi. Oleh karena biologi berobjek dari benda-benda yang hidup, maka cukup banyak ilmu yang tergabung di dalamnya. Oleh karena itu, baik biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan tentang manusia. Sekalipun kedua ilmu ini meninjau manusia dari sudut yang berbade, namun dari segi tertentu kedua ilmu ini menemukan titik pertemuan.
Dalam ilmu biologi, ada sub pembelajaran yang disebut antropobiologi. Pada antropobiologi ini tidak mempelajari tentang proses-proses kejiwaan, dan inilah yang dipelajari oleh psikologi.
Seperti yang telah penulis bahas di atas, di samping adanya hal yang berbeda, tampak pula hal yang sama-sama membahas tentang kedua ilmu ini, misalnya saja keturunan. Mengenai keturunan, baik psikologi ataupun antropobiologi sama-sama membahas mengenai keturunan.
Soal keturunan yang ditinjau dari segi biologi adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Masalah keturunan juga dipelajari di psikologi antara lain misalnya sifat, intelegensi, dan bakan. Oleh karena itu, kurang sempurnalah kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi khususnya antropobiologi, karena ilmu itulah yang membantu di dalam orang mempelajari psikologi.
2.1.2 Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Manusia sebagai makhlukk sosial juga menjadi objek dari ilmu sosiologi. Sosilologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan manusia lain dalam hidup bermasyarakat. Karena itu, baik psikologi maupun sosiologi membicarakan mengenai manusia, tidaklah heran apabila pada suatu waktu ditemukan titik pertemuan antara kedua ilmu ini, misalnya mengenai perilaku. Tinjauan sosiologi yang penting ialah hidup bermasyarakat, sedangkan tinjauan psikologi ialah perilaku sebagai manifestasi jiwa yang didorong oleh suatu motif tertentu hingga manusia berperilaku atau berbuat demikian. Seperti yang dikemukakan oleh Bouman:
“Sosiologi mempelajari hubungan-hubungan antara sesama manusia. Dalam hal ini yang terutama menarik perhatian kita ialah bentuk-bentuk pergaulan hidup, di mana perhubungan-perhubungan ini menunjukkan sifat yang kurang ata lebih kekal: pertama-tama golongan-golongan dan penggolongan-penggolongan (bangsa, keluarga, perhimpunan,tingkatan, kelas, dan sebagainya). ......................................................................................
Bagi ahli sosiologi tinggalah satu persoalan yang tidak dapat dimasukkan dalam ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, yakni menyelami hakekat kerjasama dan kehidupan bersama dalam segala macam bentuk yang timbul dari perhubungan antara manusia dengan manusia. Jadi yang dipersoalkan di sini ialah kehidupan bergolong-golongan yang sebenarnya” (Bouman, 1953:9).
Karena adanya titik-titik persamaan ini maka timbullah cabang ilmu pengetahuan dalam psikologi yaitu psikologi sosial yang khusus meneliti dan mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan situasi-situasi sosial. Menurut Gerungan, pertemuan antara psikologi dan sosiologi itulah yang merupakan daerah dari psikologi sosial.

Makin lama orang akan makin menyadari bahwa perilaku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitarnya. Karena itu, tidaklah sempurna meninjau manusia itu berdiri sendiri terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya.

2.1.3 Hubungan Psikologi dengan Filsafat
Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang antara lain membicarakan soal hakekat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang dipempuh sebagai salah satu penyebabnya, tetapi psikologi masih tetap mempunyai hunbungan dengan filsafat.
Bahkan sebetulnya dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengenai hal-hal yang menyangkut sifat hakekat serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu.









2.2 Ruang Lingkup Psikologi
Psikologi dilihat dari segi objeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar, yaitu:
1.      Psikologi yang meneliti dan mempelajari manusia.
2.      Psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan, yang umumnya lebih tegas disebut sebagai psikologi hewan.
Dalam makalah ini, yang penulis bahas ialah mengenai psikologi manusia yang sampai pada saat ini masih dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum adalah psikologi yang meneliti dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia yang tercermin dari perilaku umumnya, yang dewasa, yang normal, dan yang berkultur (dalam arti tidak terisolasi). Psikologi umum memandang manusia seakan-akan terlepas dalam hubungan dengan manusia yang lain.
Psikologi khusus adalah psikologi yang meneleti dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivita-aktivitas psikis manusia. Hal-hal khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus. Psikologi khusus ini ada bermacam macam, antara lain:
1.      Psikologi Perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua, yang mencakup:
a.       Psikologi anak
b.      Psikologi remaja
c.       Psikologi orang dewasa
d.      Psikologi orang tua
2.      Psikologi Sosial, yaitu psikologi yang khusus membicarakan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubunganya dengan situasi sosial.
3.      Psikologi Pendidikan, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan misalnya bagaimana menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah dipahami.
4.      Psikologi Kepribadian, yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang kepribadian manusia beserta tipe-tipe kepribadian manusia.
5.      Psikopatologi, yaitu psikologi yang khusus menguraikan keadaan psikis yang tidak normal (abnormal).
6.      Psikologi Kriminal, yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas/
7.      Psikologi Perusahaan, yaitu psikologi yang berhubungan dengan persoalan perusahaan.
Psikologi khusus masih berkembang terus sesuai dengan bidangnya. Pada umumnya psikologi khusus merupakan psikologi praktis yang diaplikasikan sesuai dengan bidangnya.
Psikologi yang dipelajari secara paraktis dapat dipraktikkan dalam bermacam-macam bidang, misalnya bidang industri atau perusahaan (psikologi perusahaan), dalam bidang pendidikan (psikologi pendidikan), dan dalam bidang-bidang lainnya sesuai dengan tipenya.







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari isi makalah ini, yaitu:
3.1.1 Psikologi merupakan ilmu yang tidak terlepas dari ilmu-ilmu lainnya, di mana psikologi masih memiliki hubungan dengan beberapa ilmu lainnya seperti ilmu biologi, ilmu sosiologi dan ilmu filsafat.
3.1.2 Ruang lingkup psikologi dalam kehidupan manusia itu cukup luas.
3.1.3 Berdasarkan sifatnya, psikologi terbagi atas dua yaitu bersifat umum dan bersifat khusus.
3.1.4 Macam-macam psikologi khusus yaitu: psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi pendidikan, psikologi kepribadian, psikopatologi, psikologi kriminal, psikologi perusahaan dan sebagainya.








3.2 Saran
Saran penulis sesuai dengan judul makalah ini yaitu:
3.2.1 Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami mengenai hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya agar tidak terjadi kerancauan.
3.2.2 Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami mengenai ruang lingkup psikologi agar lebih mudah dalam menentukan lapangan pekerjaan nantinya.














DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Prof. Dr. Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Andi: Yogyakarta.